Kamis, 24 Juni 2010

KEBUDAYAAN

Berkat kebudayaan kita berbahasa Indonesia bukan bahasa Inggris, menghormati Sang Saka Merah Putih, kita makan nasi dengan tangan atau sendok garpu dan bukan dengan sumpit. Apa yang dinyatakan dengan kebudayaan pada hakikatnya terdiri atas seribu satu cara orang dewasa melatih anaknya.
Kebudayaan dapat dipandang sebagai cara-cara mengatasi masalah yang dihadapi. Ada masalah yang universal seperti memenuhi kebutuhan biologis. Namun setiap masyarakat memiliki cara yang dianggap paling sesuai sehingga tidak ada dua masyarakat yang dua kebudayaannya.

Kebudayaan juga dipengaruhi oleh kontak dengan kebudayaan lain yang dipercepat oleh perkembangan komunikasi dan trasport. Yang dipinjam biasanya hal-hal yang berguna untuk memecahkan masalah atau sebagai alat untuk mencapai tujuan masyarakat.

RUMUSAN MASALAH
1. Apa arti dari kebudayaan ?
2. Ciri khas dari kebudayaan ?
3. Norma kebudayaan ?
4. Makna dan contoh kebudayaan nyata dan kebudayaan ideal ?
5. Kebudayaan-kebudayaan yang terdapat di sekolah ?


Pengertian kebudayaan

Kebudayaan : cultuur dalam bahasa Belanda, culture dalam bahasa Inggris, berasal dari perkataan latin “colere” yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengola tanah atau bertani. Dari segi arti iini dikembangkanlah arti culture sebagai “segala daya dan aktivitet manusia untuk mengubah dan mengobah alam”. Dilihat dari bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari Bahasa Sansekerta “buddhayah” yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

Ada suatu keslahan umum yang terdapat dalam masyarakat yang beranggapan bahwa ada masyarakat yang memilki kebudayaan sedangkan yang lain tidak. Secara sosiologis semua manusia dewasa yang normal pasti memilki kebudayaan. Kebudayaan bisa diartikan sebagai keseluruhan tingkah laku dan kepercayaan yang dipelajari yang merupakan cirri anggota suatu masyarakat tertentu. Kata kunci dari definisi di atas adalah dipelajari yang membedakan antara kebudayaan dengan tindak tanduk yang merupakan warisan biologis manusia.
Contoh: semua bayi baru dilahirkan secara naluri akan menangis apabila mereka lapar atau merasa tidak enak. Jenis tangisan seperti ini adalah suatu cirri tingkah laku yang terdapat di masyarakat, bukan merupakan ciri khas suatu kebudayaan yang khusus, melainkan suatu warisan biologis manusia yang tidak dipelajari.
Kebudayaan bersifat totalitas dan kompleks. Dengan adanya ketotalitasandan kekomplekan itu tidak dapatlah kita melihat struktur, mengadakan pembagian jenis-jenis untuk menyebutkan bagian-bagian kebudayaan. Tetapi secara teknis, demi untuk kepentingan analisa dari suatu penyelidikan dibuatlah penggolongan penggolongan kebudayaan, agar memperoleh keterangan yang jelas. Salah satu teknik pembagian kebuadayaan manusia ialah menurut aspek-aspek atau komponen-komponen dari pada kebudayaan, yang dalam hal ini setiap ahli kebudayaan mempunyai pendapatnya masing-masing.

Tetapi secara umum komponen kebudayaan itu adalah sebagai berikut:
1. Alam pikiran ideologis dan religio
2. Bahasa
3. Hubungan social
4. hidup perekonomiannya
5. ilmu pengetahuan dan teknologi
6. keseniaan
7. politik dan pemerintahan
8. pewarisan kebudayaan atau pendidikan

Ciri-ciri Khas daripada Kebudayaan

Kebudayaan itu mempunyai pertanda atau cirri-ciri yang spesifik, diantara tanda yang khas daripada kebudayaan ialah komulatif, dinamis, disfertif.
Kebudayaan pada hakikatnya adalah komulatif, merupakan tumpukan-tumpukan, merupakan lapisan-lapisan atau stratifikasi. Sifat komulatif dari kebudayaan ini disebabkan karena adanya unsure lama dan baru dalam pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan dan hal ini jelas sekali pada historiografi kebudayaan.
Contoh: misalnya soal pakaian, dahulu kala orang-orang memakai untuk menutup tubuhnya, kemudian kulit kayu, kulit binatang, anyaman serta serat, kemudian timbul kepandaiaan menenun dengan tangan, kemudian timbul mesin tenun, ada pakainan dari wol dan perkembangan ini terus berkembang sesuai zaman.

Analisa tentang organisasi masyarakat juga menunjukan sifat komulatif daripada kebudayaan. Dahulu kala masyarakat kebanyakan terpencil, dihubungkan dengan lalu lintas jalan kaki, tiap masyarakat mencakupi segala kebutuhan hidupnya, makan, pakaian, alat-alat pertanian dan sebagainya. Tetapi sekarang, tiap-tiap masyarakat mempunyai spesialisasi produksi, seperti: topi dari Tasikmalaya, jeruk dari Tawangmangu dan Garut, pisang dari Banyuwangi, beras dari Birma, dan lain sebagainya.
Tipe-tipe dan pola tingkah lakumenunjukan gejala komulatif kebudayaan. Misalnya dari study Stuart Chapin tentang tipe-tipe dan pola tingkah laku dari empat lembaga: keluarga, Negara, agama dan industri menunjukan perbedaan-perbedaan tipe dan pola tingkah laku yang spesifik.

Norma-norma Kebudayaan

Suatu norma kebudayaan merupakan suatu standar konkrit mengenai apa yang diharapkan atau disetujui oleh sekelompok manusia mengenai pikiran dan tingkah laku mereka. Segala harapan dan tingkah laku yang dihasilkannya sering berubah dari satu kebudayaan ke kebudayaan berikutnya. Norma-norma kebudayaan memiliki banyak bentuk yang berbedadan sebagian akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Values, atau nilai-nilai yaitu suatu perasaan mendalam yang dimilki oleh anggota-anggota sekelompok masyarakat yang akan sering menentukan perbuatan atau tindakan para angggotanya. Contoh: umpamanya masyarakat Amerika memberi nilai tinggi pada kehidupan keluarga, kebebasan individu, kebebasan pers, dan persamaan hak di mata hokum. Nilai-nilai seperti ini merupakan suatu norma yang tertanam luas di dalam masyarakat.

2. Adat istiadat (folkways) sudah membudaya karena kebiasaan bertindak dalam masyarakat. Contoh: adat istiadat yang dianut Amerika seperti halnya melihat pertandingan baseball sambil makan hot dogs, mengenakan baju paling bagus pada suatu upacara pengantin, mengendarai mobil disebelah kanan jalan. Dan minum kopi di pagi hari.

3. Mores, ialah kebiasaan-kebiasaan yang mengandung implikasi-implikasi panting bagi kehidupan manusia seperti halnya mana yang benar dan mana yang salah untuk dilakukan. Mores dari suatu masyarakat sering dimasukkan ke dalam system hokum dan pengajaran keagamaan. Hukum adalah mores khusus yang telah dirumuskan menjadi peraturan-peraturan, dan barang siapa melanggar peraturan-peraturan tersebut akan menghadapi ancaman hukuman. Contoh: di Amerika Serikat terdapat sejumlah larangan keras terhadap pembunuhan, pengkhianatan, pemerkosaan, dan perzinahan. Disamping mores yang agak jelas, masih terdapat banyak mores lainnya yang menimbulkan reaksi umum yang kuat apabila dilanggar, misalnya berdiri telanjang di depan umum. Mores bisa saja berubah-ubah melalui proses yang tidak disadari ataupun dengan membuat perubahan-perubahan yang terencana dan disengaja.

Kebudayan Nyata dan Kebudayaan Ideal

Beberapa sifat sangat sering dikutuk masyarakat namun secara semu dilakukan secara meluas. Kebuadayaan ideal adalah pola tindak tanduk yang telah disepakati secara formal, sedangkan kebudayaan rill ialah segala hal yang dilakukan masyarakat secara terbuka. Tindakan pria atau wanita yang dan pola-pola ideal suatu masyarakat jarang tetap berbeda terus dalam jangka waktu lama. Contoh: di seluruh masyarakat Amerika terdapat banyak contoh kesenjangan antara kebudayaan rill dan kebudayaan ideal. Salah satu contoh tentang hal ini ialah calon-calon perwira di salah satu akademi yang dituntut memiliki kejujuran tinggi. Contoh lain adalah pelanggaran undang-undang yang justru dilakukan oleh para ahli medis dengan melakukan pembedahan yang kadang tidak perlu yang kadang kala terjadi di berbagai rumah sakit.

Ethnosentrisme

Merupakan suatu kecendruangan individu dalam suatu masyarakat yang menganggap bahwa kebudayaan mereka adalah yang paling unggul. Disebabkan oleh tradisi dan kebiasaan, kita sering didorong untuk bangga oleh sikap social yang telah tertanam yang membuat kita menjadi ethnosentris. Dengan demikian apabila para anggota suatu kelompok sedang menilai orang0orang yang bukan kelompoknya, ethnosentrisme sering membangkitkan superioritas pada diri mereka.
Contoh: warga kota sering menganggap orang kampung sebagai “orang udik”, namun sebaliknya orang-orang pedalaman mengatakan bahwa penduduk kota sebagai “orang-orang yang licik dan curang”. Para misionaris agama Kristen manganggap jemaah-jemaah yang berasal dari masyarakat suatu suku bangsa yang masih terbelakang sebagai kelompok orang-orang kafir, namun sebaliknya masyarakat yang masih terbelakang itu menganggap para misionaris sebagai orang-orang asing yang aneh dengan barang-barang pujaan mereka yang mengerikan.

1. Kepribadian dan Ethnosentrisme
Meskipun semua kelompok mendorong dan merangsang tumbuhnya ethnosentrisme namun tidak semua anggota kelompok tersebut bersifat ethnosentrisme. Ada beberapa tipe kepribadian yang cendrung lebih ethnosentrisme disbanding yang lain. Satu hasil penelitian menunjukan bahwa bila individu curiga terhadap suatu kelompok dia cendrung akan curiga terhadap sejumlah kelompok lainnya.

2. Dampak Ethnosentrisme yang Menguntungkan
Ethnosentrisme sangat berguan untuk mempertebal kesetiaan seeorang terhadap kelompok dan juga untuk meningkatkan moral, patriotisme dan juga nasionalisme mereka. Lagi pula, Ethnosentrisme penting sebagai suatu penangkal atas gerak perubahan untuk menguatkan statusquo.

Contoh, sepanjang masa berlangsungnya peperangan, Ethnosentrisme sangat dibutuhkan, yaitu untuk meningkatkan semangat, untuk lebih meningkatkan kepercayaan semua anggota masyarakat bahwa system-sistem social, nilai-nilai, kepercayaan, dan tradisi mereka adalah yang paling bagus atau minimal masih lebih baik dibanding musuh mereka. memang perlu juga menakut-nakuti mereka mengenai system pemerintahan dan nilai-nilai masyarakat yang sedang menyarbu sebagai musuh bebuyutan. Dengan cara begini Ethnosentrisme yang tinggi jelas akan menghasilkan patriotisme dan nasionalisme yang tinggi pula.

3. Dampak Ethnosentrisme
Mungkin dampak yang paling merugikan dari Ethnosentrisme terhadap masyarakat adalah terhambatnya perubahan-perubahan di dalam masyarakat yang akan memberikan akibat-akibat positif bagi para anggota masyarakatnya. Karena ide-ide dari luara selalu dicurigai atau dianggap salah maka persoalan masyarakat yang seharusnya mudah dipecahkan menjadi sulit untuk diselesaikan. Dalam bentuk ekstrim seperti itu jelas Ethnosentrisme akan menjerumuskan mereka dengan menolak mentah-mentah suatu kebijaksanaan dan pengetahuan kebudayaan orang lain dan bahkan mereka membangun suatu tembok pemisah yang membendung dan mencegah adanya peningkatan pertukaran kebudayaan.

Relativitas Kebudayaan

Jelas sulit memahami pola-pola tingkah laku kelompok-kelompok lain apabial kita hanya menganalisa mereka dengan motif-motif dan nilai-nilai kita sendiri. Pengetian dan nilai-nilai dari suatu sifat pembawaan harus dinilai sehubungan dengan konteks kebudayaan itu sendiri. Itulah sebabnya, suatu karakter yang merupakan factor pemecah dalam suatu masyarakat bisa saja menjadi factor vital terhadap stabilitas bagi masyarakat lain. Nilai suatu adat istiadat hanya bisa dinilai dengan melihat adilnya terhadap kebudayaan itu sendiri.

Contoh, para atlit professional dalam bidang olahraga tertentu selalu menjadi lebih agresif dalam permainan mereka. Dalam suatu cabang olahraga seperti permainan hockey di atas es mereka berlomba berjuang gigih melawan para pemain tim lain dengan agresif merupakan semangat bertanding yang positif. Adalh wajar jika para pemain terluka parah dalam pertandingan semacam ini. Namum di mata orang luar tindakan ini tidak bisa dimengerti yang hakekatnya dianggap sangat tidak berarti dibandingkan dengan nilai jiwa seorang manusia.

Culture Shock “Goncangan Budaya”

Apabila seorang individu terbuka untuk menyerap kebudayaan asing dan dia hidup di antara masyarakat yang tidak menganut kepercayaan atau keyakinan, maka kondisi seperti ini bisa disebut “culture shock” (goncagan kebudayaan). Contoh: salah seorang warga Inggris yang berkunjung ke New Guenia dan menyaksikan tingkah laku seorang pengayu Marindese, pasti akan mengalami goncangan kebudayaan. Sebab cara hidup orang marindese tadi jauh berbeda dengan cara hidupnya sendiri, maka orang Inggris tadi hamper bisa dipastian akan tergoncang menyaksikan apa yang dilihatnya.

Sumber Perubahan Sosial dan Kebudayaan

Teknologi mungkin merupakan penyebab paling penting bagi terjadinya perubahan-perubahan social budaya. Perkembangan dan perubahan pesat teknologi pada umumnya terjadi pada suatu masyarakat yanng sudah maju dan berkembang. Bila perkembangan dan perubahan teknologi dipercepat maka perubahan budaya yang digerakkannya harus didorong juga. Faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi perubahan ini adalah:

1. Lingkungan fisik
Memang perubahan dalam fisik secara mendadak jarang terjadi, namun seandainya terjadi biasanya sangat mengejutkan, misalnya gempa bumi. Kebanyakan perubahan lingkungan fisik terjadi secara perlahan-lahan, yang mana perubahan lamban seperti itu dalam kehidupan sosial tidak akan sempat diperhatikan.

2. Perubahan penduduk
Tiap perubahan besar dalam jumlah atau peyebaran penduduk senantiasa mengakibatkan perubahan sosial. Meningkatnya penduduk dapat menimbulkan imigrasi, atau peningkatan produksi, yang pada gilirannya akan menimbulkan perubahan-perubahan sosial

3. Kebutuhan-kebutuhan yang visa dirasakan
Kebutuhan masyarakat adalah suatu persyaratan bagi adanya perubahan sosial. Kebutuhan selalu bersifat subyektif sementara kondisi-kondisi yang selalu berubah akan menciptakan kebutuhan-kebutuhan baru.

Kebudayaan Sekolah

Sistem pendidikan mengembangkan pola kelakuan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat dari murid-murid.kehidupan di sekolah serta norma-norma yang berlaku disitu dapat disebut kebudayaan sekolah. Walaupun kebudayaan sekolah merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat luas, namun mempunyai ciri-ciri yang khas sebagai suatu “subculture”.

Timbulnya sub kebudayaan sekolah juga terjadi oleh sebab sebagian yang cukup besar dari waktu murid terpisah dari kehidupan orang dewasa. Dalm situasi serupa ini dapat berkembang pola kelakuan yang khas bagi anak muda yang tampak dari pakaian, bahasa, kebiasaan kegiatan-kegiatan serta upacara-upacara. Sebab lain timbulnya kebudayaan sekolah ialah tugas sekolah yang khas yakni mendidik anak dengan menyampaikan sejumlah pengetahuan, sikap, keterampilan yang sesuai dengan kurikulum dengan metode dan teknik kontrol tertentu yang berlaku di sekolah itu.

Tiap kebudayaan mengandung bentuk kelakuan yang diharapkan dari anggotanya. Disekolah diharapkan bentuk kelakuan tertentu dari semua murid dan guru. Itulah yang menjadi norma bagi setiap murid dan guru. Norma ini nyata dalam kelakuan anak dan guru, dlam peraturan-peraturan sekolah, dlam tindakan dan hukum terdapat pelanggaran, juga dalam kegiatan seperti upacara-upacara.
Kenaikan kelas

Belajar dengan rajin agar naik kelas merupakan patokan yang mempengaruhi kehidupan anak selama bersekolah. Untuk itu ia harus menguasai bahan pelajaran yang ditentukan oleh kurikulum yang sering di olah dalam bentuk buku pelajaran, diktat atau bukku catatan. Dengan ulagan atau tes guru menilai kemampuan anak. Angka dari guru sangat penting bagi murid. Hak guru memberi angka memberikannya kekuasaan disegani oleh murid. Ada juga guru yang bila perlu menggunakan angka itu untuk menegakkan kekuasaannnya. Guru ang disebut “killer” sangat ditakuti.

Tinggal kelas merupakan masalah yang berat bagi murid. Bagi anak yang bersangkutan, ini berarti bahwa ia akan ditinggalkan oleh teman-temannya selama setidak-tidaknya satu tahun dan ia harus masuk kelompok anak yang lebih muda daripadanya yang selama ini lebih rendah kedudukannya. Oleh sebab kenaikan kelas itu begitu pentingnya maka murid-murid biasanya belajar untuk memperoleh nilai yang baik.

Upacara-upacara

Peristiwa yang biasanya dilakukan dengan upacara ialah penerimaan murid baru. Pada waktu yang lalu murid SMA turut melakukan masa perkenalan, meniru kakak-kakaknya di perguruan tinggi. Mereka ini sebenarnya mengikuti jejak mahasiswa zaman kolonial, yang menerima mahasiswa dengan perpeloncoan. Masa “perkenalan” itu memang banyak dan sering menyimpang dari tujuannya, yakni memperkenalkan lembaga sekolah sebagai lembaga pendidikan kepada siswa baru.

Wisuda merupakan salah satu upacara yang menggembirakan, wisuda ini berarti mengakhiri periode tertentu dalam hidupnya dan membuka lembaran baru serta memasuki periode yang baru dan masa menuju kedewasan. Selain itu wisuda merupakan tanda penghargaan atas keberhasilan siswa dalam pelajarannya yang diperoleh dengan jerih payah.

Upacara bendera
Upacara ini selain mempunyai fungsi kontrol, juga menanamkan rasa identifikasi anak dengan sekolahnya dan semangat persatuan serta rasa turut bertanggung jawab atas nama baik sekolahnya.
Dalam suasana upacara murid-murid berada dalam suasana yang lebih responsif. Maka suasana yang serupa itu dapat dimanfaatkan untuk memperoleh dukungan dan partisipasi murid dalam menjalankan peraturan baru . keterbukaan murid diperkuat oleh nyanyian bersama, sumpah-sumpah kesetiaan, dan kegiatan bersama lainnya. Dalam menghimpun murid-murid untuk suatu upacara tiap sekolah dapat mengembangkan cara-cara yang khas bagi sekolah itu yang akhirnya dapat menjadi tradisi disekolah itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar